Mengenal Ronggeng Gunung – Di antara riuhnya ombak dan gemerisik daun kelapa, Pangandaran menyimpan sebuah warisan budaya yang tak kalah memikat: Ronggeng Gunung. Tarian ini bukan sekadar hiburan; ia adalah jalinan sejarah, legenda, dan identitas yang hidup di hati masyarakat lokal. Mari kita telusuri kisahnya dan kenapa kamu wajib menyaksikannya saat berkunjung ke desa-desa Pangandaran.
Asal Usul & Legenda yang Menyentuh

Dewi Siti Samboja menyamar sebagai penari ronggeng untuk membalas dendam atas kematian suaminya yang dibunuh Bajo. Cerita inilah yang menjadi akar dari pementasan Ronggeng Gunung di banyak desa di Pangandaran.
Seiring waktu berjalan, tari ini kemudian berkembang, dipengaruhi oleh budaya Lengger dari Jawa Tengah dan ritual pemujaan terhadap Dewi Sri. Kombinasi inilah yang memberi Ronggeng Gunung identitas unik—antara seni, agama, dan tradisi lokal.
Ciri & Pementasannya
Pertunjukan dibuka dengan penabuh gamelan yang memainkan nada-tri khas, sederhana tapi penuh makna. Sinden kemudian melantunkan kawih, lagu yang terjalin dengan iringan instrumen tradisional, memanggil penari untuk menari. Penari mengajak penonton membentuk lingkaran dan berputar bersama, menjadikan Ronggeng Gunung bukan sekadar tontonan, tapi pengalaman.
Perjalanan Waktu & Tantangan
Meski asalnya kuat dan akar budaya cukup dalam, Ronggeng Gunung tak lepas dari tantangan. Di beberapa desa, regenerasi menjadi soal: anak muda kadang kurang tertarik atau bergeser ke seni yang lebih populer. Ada pula larangan mistis dari leluhur yang membuat beberapa generasi vakum dalam menampilkan tarian ini.
Baca juga: Ini Dia 7 Objek Wisata di Pangandaran yang Wajib Dikunjungi, Nomer 7 Masih Sepi Loh!
Namun di sisi lain, ada upaya revitalisasi dan adaptasi. Pemerintah desa dan institusi kebudayaan mulai menambahkan elemen‐elemen baru agar pertunjukan lebih menarik sekaligus tetap menjaga nuansa tradisinya. Misalnya, penggunaan pakaian pendukung, penataan panggung yang lebih baik, dan kolaborasi pada event pemerintahan atau festival budaya.
Alasan Mengapa Wajib Disaksikan
Kapan pun kamu datang ke Pangandaran, menjelang sore atau pada event budaya lokal, cobalah menonton Ronggeng Gunung. Sebab:
- Ia memberi pengalaman budaya otentik, bukan versi komersial yang sudah banyak diubah.
- Kamu bisa merasakan atmosfer sosial: interaksi antara penari, sinden, dan penonton yang saling ikut-tertarik.
- Ia menjadi jendela sejarah, memperlihatkan bagaimana masyarakat di masa lampau merayakan, menyembah, dan hidup bersama dalam kebersamaan.
- Dan yang penting, dengan menyaksikan dan mendukung pertunjukan ini, kamu turut berkontribusi mempertahankan identitas budaya Pangandaran agar tetap lestari.
✨ Untuk kisah budaya lebih lanjut dari Desa Pangandaran—mulai dari pertunjukan tradisional, cerita rakyat, hingga event lokal—kunjungi website resmi Desa Pangandaran. Di sana kamu bisa cek jadwal Ronggeng Gunung, lokasi pertunjukkan, dan bagaimana kamu bisa menjadi bagian dari pelestariannya – Mengenal Ronggeng Gunung.